Bagi pekerja kreatif, portofolio menjadi salah satu alat marketing yang sangat kuat untuk menunjukkan keahlian mereka. Melalui benda ini pula, Anda dapat mengomunikasikan daftar keahlian dan memaparkan hasil kerja Anda kepada klien potensial. Dalam pembuatan portofolio desain, seorang desainer harus memperhatikan beberapa hal dan wajib menghindari beberapa kesalahan berikut ini.
1. Memasukkan Usia Anda
Meskipun terkesan sederhana, namun ini merupakan salah satu kesalahan informasi yang sering ditemukan di dalam portofolio. Seorang desainer memang terkadang perlu memasukkan beberapa informasi pribadi agar membuat portofolionya terkesan lebih personal, tetapi sebenarnya hal tersebut kurang tepat. Faktor usia tidak menggambarkan berapa banyak pengalaman yang telah didapatkan oleh seseorang. Jika memang ingin mengatakan bahwa Anda merupakan seorang desainer berpengalaman, ada baiknya Anda mengubah keterangan usia menjadi seperti, “Saya sudah merancang situs web untuk perusahaan ternama sebanyak 500 perusahaan selama lebih dari 10 tahun.” Sebagian besar klien yang melihat portofolio tidak begitu peduli dengan usia Anda, jadi sebaiknya Anda menjelaskan dan membuktikan saja apa yang sudah Anda lakukan ke dalam beberapa contoh valid.
2. Menunjukkan Terlalu Banyak Hasil Kerja
Banyak desainer yang mencantumkan semua karyanya pada portofolionya, termasuk karya yang dibuat saat masih di bangku kuliah atau sekolah. Perlu diingat bahwa kini Anda sedang membuat portofolio profesional. Apabila perlu, buatlah sebuah situs untuk memajang karya-karya Anda. Namun, ketika memilih hasil karya yang hendak dicantumkan, pastikan bahwa karya-karya tersebut dapat menarik perhatian calon klien potensial Anda. Atau setidaknya pilihlah karya yang benar-benar membuat Anda kagum dengan hasilnya.
3. Kurang Percaya Diri
Masih sering ditemukan portofolio anak muda berbakat yang tampil kurang percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya. Hindari kalimat-kalimat pasif seperti “Saya berharap suatu saat bisa mencapainya..” atau “Saya baru saja memulai pekerjaan ini..”. Hal semacam itu dapat menghancurkan kepercayaan diri dan membuat calon klien meragukan kualitas kinerja Anda. Hindarilah kata-kata pasif yang menunjukkan kurangnya kepercayaan diri Anda dalam portofolio desain karena klien juga memperhatikan kepercayaan diri calon desainer untuk mereka.
4. Menunjukkan Kekurangan Anda
Beberapa tahun belakangan ini, terdapat tren menarik dalam sebuah desain portofolio yang tidak hanya menampilkan keahlian Anda, namun juga kekurangan Anda. Tren ini biasanya menggunakan sebuah grafik kecil ataupun visualisasi kecil menggunakan basic Shapes (seperti persegi panjang, lingkaran ataupun dots) dan dilengkapi dengan nama keahlian untuk menunjukkan tingkat penguasaan Anda terhadap hal tersebut. Ketika Anda menggunakan grafik tersebut, maka para klien justru akan langsung melihat ke dalam kelemahan Anda, bukan pada kemampuan Anda. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mulai meninggalkan metode ini karena grafis seperti ini bukanlah salah satu strategi pemasaran yang baik.
Pemilihan hasil karya ternyata bukan satu-satunya hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan portofolio desain. Anda juga perlu memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk menunjukkan kepada calon klien bahwa Anda adalah desainer yang hebat. Klien akan mencerminkan kepercayaan mereka dari keyakinan Anda terhadap diri sendiri.