Setiap hari, seorang pemilik bisnis dengan tekun mengunggah foto produk ke Halaman Facebook bisnisnya. Ia menyusun keterangan dengan rapi, menambahkan tautan ke situs web, lalu menekan tombol ‘Publikasikan’. Hasilnya? Sunyi. Mungkin ada segelintir ‘suka’ (sering kali dari teman dan keluarga), tetapi tidak ada komentar, tidak ada yang membagikan, dan yang terpenting, tidak ada penjualan yang signifikan. Frustrasi pun muncul, disertai dengan pertanyaan: “Apakah Facebook sudah tidak efektif lagi untuk bisnis?” Ini adalah sebuah keluhan umum, namun sering kali berakar pada kesalahpahaman. Facebook tidak mati; yang mati adalah cara-cara lama dalam menggunakannya. Banyak praktik yang dulu manjur kini sudah tidak relevan. Sudah saatnya kita menghentikan salah kaprah ini dan beralih ke strategi pertumbuhan Facebook versi praktis yang sesuai dengan realitas algoritma saat ini.
‘Salah Kaprah’ Era Dulu: Jebakan Metrik Semu dan Jangkauan Organik
Salah kaprah pertama yang harus kita tinggalkan adalah obsesi terhadap jumlah pengikut atau followers. Dulu, angka ini dianggap sebagai tolok ukur utama kesuksesan. Bisnis berlomba-lomba mengumpulkan pengikut sebanyak-banyaknya, terkadang bahkan dengan cara instan yang tidak otentik. Kenyataannya, di era sekarang, memiliki sepuluh ribu pengikut yang pasif dan tidak pernah berinteraksi jauh lebih buruk daripada memiliki seribu pengikut yang aktif, loyal, dan terlibat dalam setiap diskusi. Algoritma Facebook modern tidak lagi terlalu memedulikan seberapa banyak pengikut Anda, tetapi seberapa besar interaksi yang bisa diciptakan oleh konten Anda. Angka pengikut yang besar tanpa adanya interaksi adalah sebuah metrik semu (vanity metric) yang tidak memberikan dampak nyata pada bisnis.
Kesalahan fundamental kedua adalah memperlakukan Halaman Facebook sebagai sebuah papan reklame digital. Banyak bisnis yang hanya menggunakannya untuk menyiarkan (broadcast) konten promosi satu arah: “Diskon hari ini!”, “Produk baru telah tiba!”, “Kunjungi situs kami!”. Pendekatan seperti ini mungkin masih berhasil satu dekade yang lalu, tetapi kini jangkauan organik untuk konten promosi semacam itu nyaris mendekati nol. Facebook secara eksplisit memprioritaskan interaksi antar teman dan keluarga, serta konten dari Grup. Jika Anda hanya berpromosi, Facebook secara efektif akan ‘memaksa’ Anda untuk membayar iklan agar bisa terlihat.

Kunci Algoritma 2025: Percakapan, Bukan Sekadar Postingan
Jika cara lama sudah tidak berfungsi, lalu apa yang diinginkan oleh algoritma Facebook saat ini dan di masa depan? Jawabannya terangkum dalam satu kata: percakapan. Bayangkan Facebook adalah sebuah pesta besar, dan algoritma adalah tuan rumahnya. Tuan rumah yang baik tentu ingin pestanya meriah dan para tamunya saling mengobrol. Ia akan lebih sering memperkenalkan dan menyoroti tamu yang berhasil memantik diskusi seru, daripada tamu yang hanya berdiri di pojok sambil diam-diam membagikan kartu namanya. Konten Anda adalah cara Anda ‘berperilaku’ di pesta itu. Algoritma akan memberi penghargaan pada unggahan yang memicu komentar, balasan antar komentar, dan reaksi yang beragam. Tujuannya bukan lagi sekadar membuat orang berhenti menggulir dan menekan ‘suka’, melainkan membuat mereka berhenti, berpikir, dan ikut serta dalam sebuah dialog.
‘Toolkit’ Pertumbuhan Praktis: Tiga Jurus Membangun Kerajaan di Facebook
Jadi, bagaimana cara kita menjadi tamu pesta yang seru dan disukai oleh sang tuan rumah algoritma? Berikut adalah tiga jurus praktis yang bisa Anda terapkan untuk membangun kerajaan kecil Anda di Facebook, bahkan dengan anggaran tipis.
Jurus pertama adalah mengubah Grup Facebook menjadi ‘rumah’ bagi komunitas Anda. Di tengah kebisingan linimasa publik, Grup Facebook adalah ‘ruang VIP’ eksklusif di mana Anda bisa membangun hubungan yang lebih dalam dengan audiens paling loyal Anda. Jangkauan organik di dalam Grup jauh lebih tinggi daripada di Halaman. Buatlah sebuah grup yang terhubung dengan Halaman bisnis Anda dengan tema yang spesifik dan memberikan nilai. Misalnya, sebuah bisnis percetakan seperti Uprint.id bisa membuat grup bernama “Komunitas UMKM Kreatif: Tips Desain dan Pemasaran”. Di dalam grup ini, Anda tidak hanya berpromosi, tetapi lebih banyak berbagi tips eksklusif, mengadakan sesi tanya jawab langsung, dan memfasilitasi diskusi antar anggota. Ini mengubah hubungan Anda dari penjual-pembeli menjadi mentor-komunitas.
Jurus kedua adalah dengan menguasai seni konten interaktif dan video vertikal. Untuk memancing percakapan, Anda harus bertanya. Alih-alih memposting, “Ini dia desain kemasan baru kami,” coba ubah menjadi sebuah pertanyaan, “Kami sedang menyiapkan dua opsi desain kemasan baru. Menurut kalian, mana yang lebih menarik, A atau B? Berikan alasanmu di kolom komentar!” Jenis konten seperti polling, kuis, atau teka-teki sederhana secara alami mengundang partisipasi. Selain itu, berikan perhatian khusus pada Facebook Reels. Meta, perusahaan induk Facebook, sedang gencar-gencarnya mendorong format video vertikal pendek ini. Algoritma akan memberikan jangkauan organik ekstra pada Reels yang menarik. Reels tidak harus berupa video menari yang rumit; bagi bisnis, ini bisa berupa video proses di balik layar, tutorial singkat, atau transformasi sebelum-sesudah yang memuaskan.

Jurus ketiga adalah menerapkan strategi ‘memancing di kolam lain’ melalui kolaborasi. Pertumbuhan tidak harus selalu dilakukan sendirian. Carilah bisnis lokal lain yang memiliki target audiens serupa tetapi tidak bersaing secara langsung, lalu ajak mereka untuk berkolaborasi. Misalnya, sebuah studio desain grafis bisa bekerja sama dengan sebuah penyedia jasa katering untuk menawarkan paket branding dan foto produk makanan. Mereka bisa saling mempromosikan layanan di Halaman Facebook masing-masing atau bahkan mengadakan sebuah seminar web atau giveaway bersama. Melalui kolaborasi, Anda dan mitra Anda saling memperkenalkan diri kepada audiens baru yang sudah tersegmentasi dan relevan, sebuah cara cerdas untuk mendapatkan pengikut berkualitas tanpa biaya iklan.
Berhentilah mengejar trik-trik usang yang menjanjikan pertumbuhan instan. Pertumbuhan sejati di Facebook pada tahun 2025 dan seterusnya bukan lagi tentang menemukan celah algoritma, melainkan tentang membangun hubungan yang otentik. Fokuslah untuk mengubah Halaman Facebook Anda dari sebuah etalase toko yang sunyi menjadi sebuah kedai kopi yang ramai, tempat orang datang untuk berkumpul, berbagi cerita, dan berdiskusi. Mulailah satu percakapan, bangun satu komunitas, dan jalin satu kolaborasi. Perubahan kecil dalam strategi Anda hari ini akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan bisnis Anda yang sehat dan berkelanjutan di masa mendatang.

