
Mari kita jujur, beberapa tahun lalu mungkin banyak dari kita yang menganggap TikTok sekadar platform untuk remaja menari. Kini, pandangan itu terasa begitu usang. TikTok telah meledak menjadi sebuah raksasa budaya dan episentrum perdagangan, tempat di mana tren lahir, produk menjadi viral dalam semalam, dan brand-brand yang tadinya tidak dikenal mendadak menjadi buah bibir. Bagi para marketer, pemilik UMKM, dan praktisi industri kreatif, pertanyaannya bukan lagi “perlukah kita ada di TikTok?”, melainkan “bagaimana cara kita menaklukkannya?”. Menjalankan iklan di TikTok bukan sekadar soal teknis menekan tombol boost, melainkan tentang memahami sebuah bahasa baru, sebuah ekosistem kreatif yang punya aturan mainnya sendiri. Ini adalah kisah tentang bagaimana brand-brand cerdas berhasil mengubah guliran acak menjadi loyalitas pelanggan, dan bagaimana Anda juga bisa membuat brand Anda makin ngehits di sana.
Tantangan terbesar saat beriklan di TikTok adalah melawan “alergi” alami penggunanya terhadap iklan tradisional. Pengguna membuka TikTok untuk mencari hiburan, koneksi, dan kejutan, bukan untuk menonton iklan korporat yang kaku dan terlalu mulus. Inilah jurang pemisah di mana banyak kampanye iklan gagal total. Mereka membawa mentalitas iklan televisi atau Instagram Stories ke panggung TikTok, dan hasilnya bisa ditebak: iklan mereka dilewati dalam sepersekian detik. Mereka lupa bahwa TikTok adalah platform partisipatif. Iklan yang sukses bukanlah yang paling heboh atau paling mahal produksinya, melainkan yang paling terasa seperti “TikTok sejati”. Kegagalan memahami DNA platform inilah yang membuat banyak investasi iklan terbuang percuma.
Kunci Pertama, Jangan Bikin Iklan, Bikin TikTok!
Rahasia fundamental pertama yang dipegang oleh semua brand yang sukses di TikTok adalah ini: mereka tidak membuat iklan, mereka membuat TikTok. Ini adalah pergeseran pola pikir yang paling krusial. Lupakan sejenak video sinematik dengan model profesional dan pencahayaan sempurna. Pikirkan tentang konten yang Anda nikmati sebagai pengguna biasa. Konten yang berhasil adalah yang terasa otentik, sedikit mentah, relevan dengan tren yang sedang hangat, dan yang terpenting, menghibur. Sebuah brand kecantikan yang sukses tidak hanya menampilkan produknya, melainkan membuat video “Get Ready With Me” yang relatable, menggunakan audio yang sedang tren, dan disajikan dengan gaya yang santai seolah dibuat oleh seorang teman. Iklan terbaik di TikTok adalah iklan yang tidak terasa seperti iklan. Tujuannya adalah untuk menyatu dengan For You Page (FYP) pengguna, bukan menginterupsinya.
Kekuatan Narasi Otentik: Dari Review Jujur Sampai Kisah di Balik Layar

Membangun di atas prinsip “membuat TikTok”, narasi yang paling bergema di platform ini adalah narasi yang otentik. Pengguna TikTok sangat cerdas dalam mendeteksi kepalsuan. Mereka lebih percaya pada ulasan dari sesama pengguna daripada klaim manis dari sebuah brand. Karena itu, banyak kisah sukses datang dari brand yang berani menampilkan sisi manusianya. Mereka menjalankan iklan yang formatnya menyerupai konten buatan pengguna (user-generated content), menampilkan testimoni nyata, atau bahkan mengajak audiens melihat proses “di balik layar” yang mungkin tidak sempurna. Sebuah brand makanan lokal bisa saja membuat iklan yang menampilkan kekacauan seru di dapur saat pesanan membludak, diiringi musik yang lucu. Ini menunjukkan kepribadian, membangun kedekatan, dan terasa jauh lebih jujur daripada sekadar menampilkan foto produk yang cantik. Kisah sukses diciptakan oleh brand yang tidak takut menjadi rentan dan apa adanya.
Memanfaatkan Tren dengan Cerdas: Bukan Sekadar Ikut-ikutan
TikTok adalah lautan tren yang datang dan pergi dengan sangat cepat. Mulai dari tarian, audio, hingga format video tertentu. Kunci untuk menjadi ngehits adalah dengan menunggangi gelombang tren ini secara cerdas, bukan sekadar ikut-ikutan tanpa arah. Brand yang berhasil adalah yang mampu mengadaptasi sebuah tren dan menghubungkannya secara relevan dengan produk atau pesan mereka. Misalnya, sebuah perusahaan percetakan bisa menggunakan format tren “hal-hal di kantor kami yang masuk akal” untuk menampilkan mesin cetak canggih atau proses pengemasan mereka yang unik dengan cara yang jenaka. Ini jauh lebih menarik daripada video penjelasan produk yang formal. Partisipasi dalam tren menunjukkan bahwa brand Anda relevan dan “gaul”, tetapi relevansi dengan pesan brand adalah yang akan membuat audiens mengingat Anda setelah tren tersebut berlalu.
Pada akhirnya, tujuan menjalankan TikTok Ads adalah untuk mencapai hasil bisnis yang nyata. Ketenaran sesaat tidak akan berarti jika tidak diiringi dengan pertumbuhan. Di sinilah strategi menghubungkan konten yang viral dengan tujuan bisnis menjadi sangat penting. Manfaatkan fitur seperti TikTok Shop untuk menandai produk secara langsung di video, sehingga audiens yang tertarik bisa langsung melakukan pembelian tanpa harus meninggalkan aplikasi. Gunakan call-to-action (CTA) yang jelas dan kuat, baik itu untuk mengunjungi situs web, mendaftar, atau mengikuti akun Anda. Platform seperti Spark Ads juga memungkinkan Anda untuk “menyuntik dana” pada konten organik yang sudah terbukti disukai audiens, memperluas jangkauannya dengan cara yang terasa sangat alami. Kisah sukses yang lengkap adalah saat brand tidak hanya berhasil menjadi viral, tetapi juga berhasil mengubah perhatian itu menjadi pelanggan setia.

Dunia TikTok Ads mungkin terasa mengintimidasi pada awalnya, tetapi pada intinya, ini adalah tentang kembali ke dasar-dasar komunikasi yang manusiawi: bercerita, menghibur, dan membangun koneksi yang tulus. Berhentilah berpikir dengan kacamata marketer tradisional dan mulailah berpikir seperti seorang kreator. Jangan takut untuk bereksperimen, menjadi sedikit konyol, dan menunjukkan siapa sebenarnya di balik logo brand Anda. Karena di TikTok, audiens tidak membeli produk Anda; mereka “membeli” cerita dan vibes yang Anda tawarkan.