Burberry merupakan salah satu brand fashion ternama yang berada di Inggris. Di balik suksesnya Burberry terdapat sosok wanita tangguh dan pintar, ialah Angela Jean Ahrendts. Wanita ini lahir pada 7 Juni 1960 di New Palestine, Indiana, Amerika Serikat (AS). Ia merupakan anak ketiga dari enam bersaudara buah hati pasangan Richard Ahrendts, seorang pengusaha, dan Jean Ahrendts. Sejak kecil, ia sudah menyukai sesuatu hal yang memiliki unsur fesyen. Bahkan ia pernah menjahit sendiri pakaiannya, dan berangan ingin bekerja di industri fesyen nantinya. Semasa sekolah, ia juga aktif dalam berkegiatan contohnya mengambil bagian dari tim cheerleader.
Selain itu pada tahun 1982, ia meraih gelar sarjananya untuk jurusan merchandising dan marketing di Ball State University, Muncie, Indiana. Setelah menyelesaikan kuliahnya, ia memutuskan untuk pindah ke New York dan dengan cepat ia memulai perjalanannya di dunia fesyen. Bahkan, ia pernah tercatat menjadi executive vice president Liz Claiborne sebelum menemukan jalannya ke Burberry. Kemudian, ia menerima posisi sebagai CEO rumah mode berkelas asal Inggris tersebut pada 2006 dan menghabiskan delapan tahun berikutnya untuk menghidupkan kembali citra brand Burberry. Impiannya di dunia fesyen telah terwujud.
Baca juga : Buka Bisnis Kuliner, Gak Selalu Harus Bisa Masak Loh. Seperti Tokoh Sukses yang Satu…
Tidak hanya terkenal karena brand Burberry saja, namanya semakin dikenal ketika CEO Apple, Tim Cook, menghubunginya. Cook bermaksud mencari seseorang untuk memimpin operasional ritel Apple dan ternyata ia telah mengincar Angela. Bagi seorang Angela Ahrendts, bukan lagi perihal materi yang ia cari, melainkan nilai-nilai integritas yang diincarnya. Bahkan, ia mengatakan akan selalu melakukan hal yang benar bukan hanya untuk Apple, melainkan semua orang di Apple komunitas. Pada 2014, Angela bergabung dengan Apple sebagai Senior Vice President retail and online stores. Ia merancang ulang operasi ritel perusahaan untuk mempertegas koneksi antar manusia. Tujuan utamanya tidak terpusat pada angka penjualan namun, lebih tepatnya, merancang toko untuk mendorong interaksi sosial.
Angela Ahrendts, telah melakukan tujuannya dengan mengembangkan hubungan yang kuat terhadap pegawainya. Bahkan ia membuat Apple store menjadi sebuah ruang penghubung antara satu orang dengan orang lainnya. Karena pribadinya tersebut, Angela menempati ruang di hati para karyawannya. Tidak sedikit orang yang membicarakannya, mulai dari kemampuan, hingga interaksi tulus antara atasan dengan karyawan. Ini merupakan sebuah sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin perusahaan. Sebab, bukanlah hal yang mudah bagi para pemimpin perusahan untuk mendapatkan posisi di hati para karyawan. Bahkan, Angela menerima pujian serupa untuk pesan video mingguan yang ia kirimkan kepada para karyawan ritel Apple. Ia tidak segan-segan untuk selalu memberikan update dan dorongan semangat.
Pada 2016, Apple mengumumkan sejumlah perubahan yang direncanakan untuk diluncurkan ke toko-tokonya dan telah menjadi standar emas dalam ritel fisik selama bertahun-tahun. Perubahan yang dimaksud adalah termasuk kualitas yang ditampilkan. Seperti pencahayaan lebih lembut, display lebih baik untuk headphone Beats dan sarung ponsel Apple. Bahkan adanya layar-layar besar di seberang pintu masuk toko ini menunjukkan naluri desain Angela Ahrendts yang diukir selama bertahun-tahun di industri fesyen. Mulai saat itu, ia baru mengungkapkan visi untuk membangun kesuksesan Apple. Hebatnya lagi, Angela dapat mengatasi masalah yang sedikit fatal dengan mempercayai nalurinya. Hal ini diapresiasi dengan baik oleh rekan-rekannya dan pihak perusahaan.
Selain karir yang melonjak, ada satu hal yang dapat ditiru dari sosok Angela Ahrendts ini. Ia selalu menempatkan keluarga di nomor pertama. Sehingga seberapa sibuk dirinya, keluarga adalah yang utama. Bahkan, ia pernah berkata “Saya tidak ingin menjadi CEO yang hebat jika tidak menjadi ibu dan istri yang hebat”. Padahal, bagi sebagian ibu yang bekerja di luar memiliki dilema antara karir atau keluarga. Namun Angela sangat yakin dengan insting dan nilai-nilainya hingga ia mengatakan “Hati yang intuitif dan berperasaan tidak akan pernah menyesatkan Anda, baik itu dalam pekerjaan, hubungan, atau keluarga”.
Baca juga : Inilah 5 Karakter untuk Menjadi Wirausahawan Sukses, Apa Kamu Punya Salah Satunya?
Tidak mudah menyeimbangkan karir dan kehidupan berkeluarga, apalagi mengingat fakta ia seorang pebisnis wanita paling berpengaruh di dunia. Dalam suatu kesempatan ia pernah mengingatkan para ibu yang bekerja bahwa mereka tidak dapat melakukan segala hal sekaligus. Ia pun harus berkompromi untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan rumah tangga dengan tiga anak perempuan yang akan beranjak dewasa. Seringkali ia menampik undangan di luar jam kerja seperti penganugerahan Oscar, karena mementingkan keluarga.
Inilah yang harus Anda contoh untuk dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dengan keluarga. Sebab ini adalah pilihan yang sulit, namun dapat seimbang jika memikirkannya secara matang.