Satu hal yang tak bisa kita sanggah dalam hidup adalah bahwa kita hidup dalam dunia yang sarat dengan kepentingan. Begitu pula halnya dalam dunia bisnis, kita tidak bisa menghindari adanya konflik kepentingan antara kita dan pihak lainnya. Cara mengatasinya adalah kita harus pintar-pintar melakukan negosiasi dengan pihak tersebut, dan itu berarti kita harus memahami cara agar dapat bernegosiasi dengan baik.
Apa itu negosiasi? Negosiasi adalah interaksi antara dua orang atau lebih untuk mencapai win-win solution atau hasil yang menguntungkan. Hal itu bisa berarti bahwa hanya salah satu pihak saja yang untung, atau bisa juga kedua belah pihak. Sebagai seorang manusia, tentu kita harus berusaha mencari jalan tengah yang menyenangkan untuk kedua belah pihak.
Sayangnya dalam negosiasi tidak semua orang memahami cara melakukan negosiasi dengan baik karena selain mengerti teori, pengalaman juga sangat berpengaruh terhadap suatu proses negosiasi. Untuk mendapatkan pengalaman tersebut, kamu dapat mulai melakukan beberapa tips dari kami tentang cara-cara bernegosiasi dengan baik untuk berbagai keperluan.
Pahami Kebutuhanmu, Keinginanmu dan Posisimu
Sebelum bernegosiasi dengan pihak lain, kamu harus mengetahui syarat minimum yang harus kamu dapatkan setelah proses negosiasi selesai. Artinya, angka atau kondisi itulah yang harus kamu pertahankan mati-matian, tentunya dengan cara yang adil.
Bernegosiasi dengan baik membutuhkan evaluasi permulaan untuk mengetahui kondisi tersebut. JANGAN PERNAH melakukan negosiasi tanpa tahu angka atau kondisi apa yang harus kamu dapatkan. Jika sudah mengetahuinya, kamu akan tahu kapan akan berkata Ya atau Tidak terhadap segala kemungkinan yang terjadi.
Contohnya adalah seperti ketika ingin membeli daging di pasar tradisional. Uang yang kamu miliki adalah Rp. 100.000 dan kamu harus membeli 1 kg daging dan bumbu dapur lainnya. Namun, harga daging per kg adalah Rp. 100.000, yang berarti kamu harus menawar harga daging paling tidak Rp 90.000 agar masih mempunyai sisa uang untuk membeli bumbu dapur.
Jika penjual setuju dengan harga yang kamu tawarkan, negosiasimu berhasil. Jika penjual tidak mau menurunkan harganya, yang berarti tidak sesuai dengan angka minimum yang kamu inginkan, kamu bisa beralih pada penjual lainnya.
Jangan Lupakan Detil Kecil Lainnya
Ketika bernegosiasi tentang sesuatu yang penting dengan pihak lain, terkadang seseorang melupakan hal-hal kecil yang berpotensi merugikan dirinya di kemudian hari. Hal-hal kecil tersebut mungkin akan sangat kamu sesali, walaupun kamu berhasil bernegosiasi dengan baik untuk mencapai apa yang kamu inginkan.
Mari ambil contoh ketika kamu bernegosiasi dengan pihak HRD sebelum setuju dengan jumlah gaji yang mereka tawarkan. Yang kamu inginkan adalah gaji pokok sebesar Rp 10.000.000 per bulan. Setelah tawar menawar yang alot, dan kamu terlalu fokus hanya pada gaji pokok, kesepakatan pun terjadi dan kamu bekerja untuk mereka.
Namun, setelah kamu membaca ulang kontrak yang telah kamu tandatangani, ternyata jam kerja, jatah cuti dan tunjangan kesehatan yang mereka berikan sangat membebani kamu. Dan hal buruknya adalah kontrak kerja telah kamu tandatangani dan kamu mau tak mau harus mematuhi kontrak tersebut. Untuk itulah diperlukan fokus yang menyeluruh dalam sebuah proses negosiasi.
Pelajari Lawan Negosiasimu
Hal pertama yang harus kamu pahami adalah kedua belah pihak yang bernegosiasi sedang berusaha untuk mendapatkan kesepakatan terbaik untuk pihaknya. Dengan memahami kondisi tersebut, cobalah lihat melalui kacamata mereka akan apa yang mereka inginkan.
Jika kamu sudah memahami situasi yang mereka inginkan, artinya kamu sudah selangkah lebih maju untuk mendapatkan solusi yang menguntungkan.
Mengerti Situasi Jangka Panjangnya
Salah satu hal terpenting dalam bernegosiasi adalah memahami jangka waktu dalam bernegosiasi. Apakah negosiasi tersebut untuk jangka pendek atau jangka panjang? Jika yang kamu hadapi adalah situasi jangka pendek, mungkin negosiasi akan berlangsung lebih mudah.
Namun, bagaimana jika yang sedang kamu negosiasikan adalah untuk jangka waktu panjang? Tentu saja kamu harus lebih luwes dalam hal ini, karena tidak semua situasi ideal bisa kamu dapatkan, dan terkadang kamu harus bisa sedikit mengalah.
Misalnya saja perjanjian penyewaan ruang kantor. Pada situasi tersebut, kamu berhadapan dengan pihak pemilik aset. Jika kamu menawar tanpa perasaan, banyak situasi yang kemungkinan akan kamu hadapi selama jangka waktu penyewaan. Pelayanan yang kurang baik, penanganan komplain yang tidak cepat tanggap dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perlu kamu bangun relasi yang baik dari awal perjanjian untuk menghindari hal-hal seperti itu.
Buat Penawaran Pertama
Hal ini mungkin agak mirip dengan permainan catur. Pemain yang mengambil langkah pertama biasanya memiliki keunggulan dalam mengatur jalannya pertandingan. Untuk bernegosiasi dengan baik, hal seperti ini terkadang juga dibutuhkan.
Usahakan untuk memberikan penawaran di awal dan pasang penawaran kamu sedikit di atas kondisi yang HARUS kamu dapatkan. Selanjutnya, penawaran yang pihak lain berikan mungkin akan langsung cocok dengan kondisi yang kamu inginkan sehingga kesepakatan bisa segera kamu dapatkan.
Contoh sederhananya adalah jika kamu berdagang baju di pasar. Harga yang kamu inginkan adalah Rp 75.000 untuk setiap potong baju. Kamu dapat memasang harga awal di Rp 90.000 atau Rp.100.000. Mungkin pembeli akan menawar pada harga Rp. 80.000. Jika kamu langsung berkata iya, harga tersebut tetap di atas perkiraan kamu, kan?
Adil Dalam Bersikap
Hal terakhir yang harus kamu perhatikan untuk bisa bernegosiasi dengan baik adalah harga ide lawan bicaramu, apapun itu. Bersikaplah dengan adil dan bijak, dan jangan melampaui batas dalam bernegosiasi. Jika kamu melanggarnya, hal yang runyam mungkin akan terjadi.
Hindari berbohong atau menggunakan alasan palsu untuk mendapatkan keuntungan dari negosiasimu. Kepercayaan adalah sesuatu yang penting dalam suatu proses transaksi.
Kamu mungkin bisa berbohong dengan mengatakan kamu berasal dari keluarga yang miskin untuk mendapatkan beasiswa. Mungkin saja kamu akan mendapatkan beasiswa tersebut, karena awalnya tidak ketahuan. Tapi jika pemberi beasiswa kemudian tahu kebohonganmu, bisa saja beasiswamu dicabut dan kans untukmu mendapat beasiswa pada masa depan akan menjadi suram.
Bernegosiasi dengan Baik: Apakah Sesulit Itu?
Tenang saja, hal itu tidak sesulit yang kamu bayangkan. Inti dari semuanya adalah bagaimana kamu memahami apa yang kamu butuhkan, sampaikan dengan baik, serta berusaha untuk melihat dari “kacamata” lawan negosiasimu. Cukup mudah, bukan?