Bagi sebagian besar orang yang menggunakan situs internet, pasti sudah tidak asing dengan Kaskus. Sebuah media online atau website yang menyajikan ragam cerita menarik dari pengikutnya. Kaskus yang berasal dari singkatan “kasak-kusuk” ini semakin banyak diminati para pengguna internet. Termasuk para anak muda, yang mencari ragam inspirasi. Dalam forum kaskus ini tidak hanya membicarakan hal-hal yang ringan, namun terkadang ada banyak pembahasan lain di dalamnya, seperti teknologi dan sebagainya. Suksesnya kaskus tidak luput dari tangan dan ide kreatif seorang Andrew Darwis.

Kaskus merupakan sebuah forum atau komunitas yang menyediakan banyak sub-tema dengan berbagai kategori. Bahkan para anggotanya dapat menuliskan atau mengunggah informasi dan member lainnya dapat memberikan komentar seperti halnya forum online pada umumnya. Sesama member dari forum Kaskus bukan hanya bisa mengirimkan pesan secara pribadi saja, namun juga bisa memberikan rating baik atau buruk yang akan ditampilkan pada profil yang menerima. Namun, untuk bisa mendapatkan fasilitas pemberian rating tersebut, Anda harus menjadi member yang sangat aktif dalam forum kaskus tersebut. Forum ini sudah terkenal sejak tahun 2002 lalu hingga saat ini. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kaskus terlahir dari tangan dan ide seorang Andrew Darwis.

Baca juga : Cerita Sang Ilustrator Ayang Cempaka “Tidak Ingin Menjadi Seniman”

mengenal-andrew-darwis

Andrew adalah anak kedua dari empat bersaudara. Kesuksesannya membangun Kaskus, siapa yang akan menyangka jika pada masa kecilnya ia pernah tinggal kelas ketika duduk di Sekolah Dasar (SD) Tarakanita Pluit, Jakarta. Ulahnya yang cenderung nakal menjadi alasan utama Andrew harus tertinggal satu tahun dari teman sebayanya. Hal ini sempat membuat dirinya merasa minder dan terkadang mengurung diri. Bahkan, dirinya pernah bilang kalau temannya tidak banyak melainkan hanya sedikit dan bisa dihitung oleh jari. Walau begitu, Andrew tetap fokus menempuh pendidikan di sekolah tersebut hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). ketertarikannya dengan teknologi sejak kecil, menjadikan hal tersebut sebagai pintu kesuksesannya. Pria yang lahir pada 20 Juli 1979 ini mengenal internet saat dirinya memasuki usia remaja. Saat itu, pada 1997 ketika Andrew masih menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Atas di Gandhi National School.

Penggunaan internet pada masa itu juga belum banyak seperti sekarang, dan justru harus melalui saluran telepon jika ingin menyambungkan ke internet. Dengan bermodalkan internet yang tidak seberapa itu, akhirnya ia memutuskan untuk terus belajar mengembangkan hobinya tersebut. Hingga suatu ketika, ia berhasil menemukan cara dan formula untuk membuat website pribadi miliknya. Karena sejak kecil ia sangat menyukai teknologi, dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Universitas Bina Nusantara dengan jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer.

Baca juga : 5 Ilustrator Indonesia yang Hits di Instagram

Namun, pria yang penuh kreativitas ini tidak menyelesaikan pendidikannya di Universitas Bina Nusantara hingga tuntas, melainkan pindah universitas ke Amerika Serikat. Ini berkat bujuk rayu sahabat-sahabatnya tersebut memang sedang menjalani pendidikan di negeri Paman Sam. Mereka berusaha membujuk Andrew karena melihat potensinya dengan menceritakan berbagai fasilitas yang akan didapatkannya jika memutuskan untuk menempuh pendidikan di Amerika Serikat, terutama di bidang teknologi. Namun, keinginannya tersebut tidak semudah saat membalikan telapak tangan. Kondisi ekonomi keluarga yang saat itu belum mampu menutup angka yang diinginkan. Hingga akhirnya Andrew meminjam uang untuk biaya kuliah di sana kepada pamannya yang merupakan pengusaha mebel yang dulu pernah ia bantu dalam membuat sebuah web promosi. Jadilah Andrew masuk dan resmi menjadi mahasiswa dari Art Institute of Seattle jurusan Multimedia & Web Design.

mengenal-andrew-darwis-01

Selama ia melanjutkan pendidikan di negeri Paman Sam tersebut, ia tetap fokus pada pendidikan meski banyak kesibukan yang ia jalani. Seperti melakukan pekerjaan paruh waktu (part-time job) di beberapa tempat seperti restoran cepat saji dan sebuah percetakan (fotokopi). Hal tersebut dilakukan Andrew sesuai dengan perjanjiannya terhadap orang tuanya bahwa ia akan diberi ijin untuk berkuliah diluar negeri asalkan biaya hidup akan ditanggung oleh Andrew sendiri. Tidak patah semangat, Andrew akhirnya dapat tetap melanjutkan pendidikan dengan baik walau harus bekerja sampingan.

Forum KasKus ini pertama kali berawal dari tugas kuliah yang hanya bermodalkan 3 dolar, atau setara dengan 30 ribu rupiah saja untuk menyewa server. Website ini didirikan oleh Andrew dengan bantuan dua temannya yang sama-sama melanjutkan pendidikan di sana. Hingga suatu saat, kedua temannya memutuskan untuk mengambil jalurnya sendiri namun tetap saling mendukung apa yang Andrew lakukan dan jalankan. Setelah itu, semua hal hanya dilakukannya seorang diri. Sekali pun itu saat server down, dan meski ia berada di lintas negara yang berbeda.

Baca juga : 4 Tips Adobe Illustrator untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja

Siapa sangka, ternyata kerja kerasnya selama ini telah membuahkan hasil. Sekarang kaskus menjadi sebuah forum yang populer. Sudah banyak juga yang menggunakan hasil karya Andrew  Darwis ini. Melalui situsnya tersebut, Andrew Darwis meraih banyak penghargaan seputar inovasi dari berbagai macam pihak, salah satunya pemerintah Indonesia. Ketekunan dan kerja keras Andrew memang patut dijadikan inspirasi bagi Anda untuk terus berusaha menjadi lebih dan lebih sukses lagi. Bukan itu saja, ini juga berkat passion kuat yang ada pada dalam dirinya sejak kecil, sehingga mendorong untuk berbuat lebih maksimal dalam menggapai mimpinya. Tidak sedikit pengusaha muda yang sukses berkat tugas kuliahnya. Salah satunya adalah Andrew Darwis ini. Untuk itu, jika Anda ingin membangun sebuah bisnis, cobalah memulainya dari passion dan hobi. Sebab, sudah tidak perlu diragukan lagi. Sesuatu hal yang dimulai dari hobi dan passion akan menghasilkan sesuatu juga. Bahkan akan lebih baik dari yang diperkirakan.