Emoji adalah salah satu fitur pelengkap yang sering digunakan ketika bertukar pesan. Ia juga bisa menjadi cara lain untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan melalui ruang chat jika sekumpulan teks saja tak cukup. Hampir setiap orang pasti pernah menggunakan fitur yang satu ini. Emoji akan membuat obrolan semakin seru. Nah, apa jadinya jika emoji ini digunakan untuk keperluan marketing? Mungkin saat ini belum banyak yang melakukannya, tapi tak ada salahnya mencoba, bukan? Berikut tips menggunakan emoji untuk kegiatan marketing Anda.

1. Sesuaikan dengan dengan Target Pasar 

emoji-marketing-uprint

Ada banyak emoji yang tersedia. Sebaiknya Anda menggunakan fitur ini jika target audiens Anda adalah remaja. Remaja pada umumnya suka menggunakan emoji karena mereka sangat ekspresif dalam mengutarakan perasaan mereka, tak terkecuali di dunia maya. Oleh sebab itu, menggunakan emoji untuk marketing yang target pasarnya berusia muda akan mendapat sambutan yang baik dari mereka.

2. Jangan Berlebihan 

emoji-marketing-uprint

Banyaknya jumlah emoji jangan sampai membuat Anda terlena. Gunakan emoji seperlunya saja, jangan berlebihan. Jika Anda menggunakan emoji terlalu banyak justru akan meningkatkan risiko pesan tidak tersampaikan dengan baik kepada audiens. Pilih emoji yang benar-benar relevan dengan apa yang Anda sampaikan. Penggunaan emoji yang tidak terbatas dan kurang sesuai justru akan membuat audiens bingung dengan maksud Anda. Alih-alih menggaet lebih banyak customer, justru hal ini akan membuat mereka enggan karena emoji yang tidak sesuai akan menimbulkan kesan aneh.

3. Gunakan Emoji untuk Menarik Minat 

emoji-marketing-uprint

Peter Gregory, pemilik dari Sound Tattoo Removal, adalah salah satu orang yang menggunakan emoji untuk kegiatan marketing-nya. Menurutnya, menulis email dengan menyertakan beberapa emoji yang relevan akan membuat orang lebih tertarik untuk membuka email tersebut. Ketika orang membuka email, mereka pun akan segera menghubungi contact person yang ada sehingga call-to-action dapat dengan cepat terjadi. Seandainya pun tidak terjadi call-to-action di waktu yang sama, kemungkinan audiens untuk membuka email itu kembali juga lebih besar dibanding ketika Anda menggunakan subjek email tanpa emoji.

4. Ketahui Waktu yang Tepat 

emoji-marketing-uprint

Tidak semua bidang pekerjaan dapat menggunakan emoji kapan pun. Untuk bidang penjualan seperti makanan cepat saji, restoran, dan produk kecantikan, penggunaan emoji bisa dilakukan kapan pun karena sifatnya yang santai. Berbeda jika perusahaan Anda bergerak di bidang yang lebih formal, asosiasi pengacara misalkan, maka Anda harus tahu kapan saat yang tepat untuk menggunakan emoji. Anda tidak dapat menggunakan emoji di segala situasi karena jika emoji tidak sejalan dengan nuansa marketing yang Anda lakukan, justru akan membuat audiens merasa aneh.

Ternyata emoji tak hanya seru untuk dipakai di ruang obrolan, tetapi juga bisa mendukung kampanye marketing Anda. Penggunaan emoji bisa Anda lakukan ketika mengirim email maupun menge-post sesuatu di media sosial. Selama Anda menggunakannya dengan sesuai, proses marketing yang Anda lakukan pun akan memberikan hasil yang positif. Selamat mencoba!