Dunia memang kurang adil. Jika pria yang sudah berada dalam rentang usia 20an tahun jarang ditanya kapan akan menikah, berbeda halnya dengan kaum wanita. Wanita yang sudah berusia 20 tahun ke atas, apalagi jika sudah hampir mendekati 30 tahun, biasanya akan dibanjiri pertanyaan “kapan menikah” dari berbagai pihak.
Diserang pertanyaan yang sama terus-menerus bisa membuat seseorang merasa tertekan secara mental. Hal ini menyebabkan wanita mengambil tindakan untuk menyudahi serangan tersebut, yaitu menikah dengan terpaksa.
Jika kamu merupakan salah satu dari banyak wanita yang mengalami kasus di atas, ada baiknya kamu pikirkan kembali masak-masak sebelum memutuskan untuk menikah. Memasuki kehidupan pernikahan itu tidak semudah dan semenyenangkan kelihatannya, apalagi jika menikah hanya karena terpaksa dan dikejar usia yang bisa dibilang sudah tak muda lagi.
Menikah karena paksaan beda dengan menikah karena sudah siap dan yakin
Banyak yang memang menikah karena ingin memiliki keluarga dan keturunan. Tapi beda rasanya jika kamu menikah karena paksaan dan saat kamu menikah karena memang sudah siap dan yakin untuk memasuki jenjang kehidupan yang baru.
Jika pasangan yang dari awalnya sudah yakin bahwa mereka saling mencintai sehingga memutuskan untuk mulai hidup berumah tangga saja banyak yang mengalami masalah pada akhirnya, apalagi dengan yang menikah karena paksaan.
Kalau memang belum siap dan yakin, lebih baik jangan menikah. Jangan jadikan usia sebagai alasan untuk menikah cepat-cepat.
Kebahagiaan diri sendiri harus menjadi prioritas, bukannya pandangan dan opini orang lain
Kamu memang hidup dalam masyarakat, tapi bukan berarti pandangan dan opini orang lain yang kamu jadikan prioritas. Menikah itu bukan urusan sepele, kebahagiaan kamu sendiri lah yang harus menjadi yang utama.
Coba kamu renungkan lagi, seandainya setelah menikah nanti ternyata kamu mengalami banyak masalah, maukah orang-orang yang telah memberikan pandangan dan opini tersebut bertanggung jawab akan apa yang terjadi? Tidak. Kamu lah yang mengalami, merasakan, dan menanggung akibatnya.
Artikel lain: Wanita Sempurna Tapi Tak Punya Pasangan? Kenapa Bisa Begitu?
Untuk apa menikah jika nantinya kamu malah sengsara?
Produk Uprint.id – Foto oleh Erik Bernardt
Hidup kamu yang tadinya menyenangkan berubah menjadi sengsara karena menikah. Apa benar kamu rela menjalani hidup penuh derita hanya karena usia? Tanyakan kepada dirimu sendiri lalu dengarkan apa yang hatimu katakan dengan jujur.
Jangan sampai kamu rela menikah dengan pria mana saja hanya karena tekanan
Kamu sudah bertemu dengan satu pria, dan karena tekanan dari banyak pihak untuk menikah, maka kamu putuskan untuk menikah dengannya. Karena jika tidak, serangan akan terus berlanjut dan kamu juga takut nantinya tak akan bertemu pria lain lagi karena kamu sudah termasuk ‘tua’.
Jangan sampai kamu menikah hanya karena putus asa. Jangan terburu-buru untuk menikah. Jalani hubungan terlebih dahulu. Jika memang kamu cocok dengannya, maka tak masalah menikah. Namun jika tidak, lebih baik jangan menikah.
Jangan lewatkan: Kekuatan Doa Mengalahkan Segalanya: Saat Cobaan Tak Henti Menghampiri, Pasrahkan Semua kepada Tuhan