Ben Spencer melalui Daily Mail menyatakan bahwa tumbuh tanpa ayah dapat mengubah struktur otak secara permanen. Kini dengan semakin berkembangnya ilmu parenting di dunia, semakin banyak pula orangtua yang mulai sadar akan pentingnya pola asuh yang sesuai untuk anak-anak. Namun di satu sisi, masih pula ada banyak fatherless children yang kita temukan.

fatherless children

Fatherless children sendiri tidak hanya mereka yang menjadi korban perceraian. Banyak pula anak-anak yang tumbuh tanpa ayah meski sebenarnya ayahnya ada di dekat mereka. Masih banyaknya para bapak yang belum menyadari peran pentingnya mereka dalam pengasuhan anak adalah salah satu penyebab timbulnya anak-anak yang kurang kasih sayang ayahnya. Para bapak dibesarkan dari lingkup keluarga yang mengajarkan bahwasanya tugas para pria hanyalah mencari nafkah dan anak-anak adalah urusan ibunya. Ketika anak-anak mulai tak terkendali, para lelaki dan lingkungan sekitar akan langsung mencap bahwa ibunya gagal mendidik anak-anaknya.

Baca juga: 6 Tips Mudah Menjalin Hubungan Baik dengan Orang Tua

Padahal anak tidak sekedar membutuhkan kehadiran ibunya. Mereka pun butuh sentuhan ayahnya. Bagi seorang anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya. Sedang bagi anak laki-laki, ayah seharusnya menjadi sosok superhero yang selalu diidolakannya. Namun yang ada sekarang ini sosok ayah justru seringkali menjadi sosok yang menakutkan karena sering melakukan kekerasan, atau sosok yang ada namun tiada.

6 Dampak Psikologis Fatherless Children

Sebelum Anda merasa tidak ada salahnya membesarkan anak tanpa ayah atau merasa baik-baik saja dengan anak Anda karena ayahnya terlalu sibuk bekerja hingga tak punya waktu untuk bermain dengan anaknya, kenali dulu dampak psikologis yang bisa dihadapi oleh fatherless children berikut ini.

1. Lebih Agresif

fatherless chidren agresif

Studi psikologi menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa ayah lebih cenderung agresif dan cepat marah. Jangan bayangkan kemarahan yang dimaksud adalah jenis marah yang teriak-teriak dan melakukan kekerasan, kemarahan seorang anak bisa jadi tidak terlihat dan begitu tenang. Kemarahan yang tenang justu jauh lebih berbahaya dan bergejolak. Kemarahan tersebut layaknya seperti monster yang sewaktu-waktu bisa jadi meledak.

Kemarahan yang terlihat akan bisa lebih mudah diatasi, namun kemarahan yang terpendam akan menghasilkan rasa dendam dan sakit hati berkepanjangan. Bahkan kemarahan yang tak teratasi ini bisa berdampak lebih fatal ketika anak ini nantinya berkeluarga. Oleh karenanya, jika Anda adalah seorang ibu yang membesarkan anak sendirian, ajak anak Anda bicara dari hati ke hati. Tanyakan apa yang dia rasakan tentang ayahnya, jika Anda menemukan kemarahan tersebut, obatilah sebelum berkelanjutan.

Baca juga: Bagaimana Cara Membangun Komunikasi yang Efektif Antara Orang Tua dan Anak?

2. Depresi

fatherless children depresi

Remaja yang tumbuh tanpa ayah lebih rentan terhadap tekanan emosional. Amarah yang tak terpendam, merasa berbeda dari anak lain dan perasaan tidak dicintai bisa memicu fatherless children hidup dalam tekanan dan kemudian mengalami depresi. Anak-anak yang dibesarkan tanpa ayah juga rentan mengalami bullying, diejek oleh teman-temannya karena kondisinya. Hal ini semakin menambah tekanan di dalam hidupnya. Perasaan tidak dimengerti dan ketidakadilan yang dialaminya bisa membuat anak-anak ini jatuh dalam lubang depresi. Maka cek kondisi anak Anda. Katakan padanya bahwa ketidakhadiran ayah dalam hidupnya bukanlah akhir segalanya. Dukunglah anak Anda dan katakan bahwa semesta mencintainya. Libatkan keluarga besar dan gurunya untuk memberikan dukungan kepadanya. Dukungan dan perhatian dari orang-orang sekitar akan membuat si anak terhindar dari tekanan hidup ini.

Baca juga: Setiap Anak Pasti Ingin Membahagiakan Orang Tuanya, Tapi Bagaimana Caranya?

3. Percaya Diri Rendah

fatherless children percaya diri rendah

Efek psikologis dari tumbuh tanpa seorang ayah dapat menyebabkan masalah harga diri. Anak-anak yang dibesarkan tanpa kehadiran ayah cenderung menjadi sosok yang introvert, dan mereka tidak pernah benar-benar membuka diri kepada orang lain. Anak-anak yang tumbuh tanpa ayah seringkali tidak bisa menjadi diri sendiri ketika di hadapan teman-temannya atau siapa pun dalam lingkaran sosialnya. Selalu ada perasaan di dalam dirinya bahwa ia tidak diinginkan. Jika hal ini tak teratasi, si anak bisa jadi terjerumus pada lingkaran pertemanan yang negatif. Anak-anak yang kurang kasih sayang cenderung akan lari ke jalanan, berkutat dengan pergaulan bebas dan itu membahayakan. Maka sebelum itu terjadi, pastikan anak-anak Anda memiliki lingkup sosial yang positif. Arahkan ia melakukan hal-hal yang bermanfaat, seperti ikutkan mereka dengan klub olahraga, klub musik atau hal-hal lain yang ia sukai sehingga mereka tak punya waktu untuk memikirkan kesedihannya. Dengan mengembangkan bakatnya, anak juga akan mampu mencintai dirinya sendiri.

Baca juga: Gawai Tidak Bisa Menggantikan Peran Orang Tua

4. Lebih Cengeng dan Mudah Berbuat Onar di Sekolah

fatherless children cengeng

Tumbuh tanpa ayah dapat mempengaruhi pendidikan anak-anak. Bahkan tak jarang mereka sering berpindah dari satu sekolah ke sekolah lain. Mereka biasanya tidak memiliki semangat untuk melanjutkan pendidikannya. Merasa malu dengan teman-teman sekolah atau perasaan ingin lari dari kenyataan yang membosankan membuat anak merasa tidak betah di jam-jam sekolahnya. Dampak tiap anak pun bisa saja berbeda-beda, ada yang menjadi biang onar di sekolah untuk mencari perhatian ayahnya. Ada yang hancur nilai akademisnya karena merasa kacau hidupnya. Namun ada pula yang justru menjadikan kondisinya sebagai lecutan untuk terus berprestasi demi membanggakan ibunya. Jika Anda ingin anak Anda tetap berprestasi meski tanpa kehadiran ayahnya, pastikan berikan dukungan terbaik yang Anda bisa.

Baca juga: Foto Keluarga akan Menarik Jika Menggunakan Tema Khusus

5. Cenderung Mudah Menjadi Pengguna Narkoba

fatherless children narkoba

Anak-anak tanpa ayah cenderung menjadi pengguna narkoba. Ini disebabkan karena kurangnya sentuhan dan gambaran sosok ayah di dalam dirinya. Anak-anak korban perceraian harus mampu memahami ibunya bisa jadi bekerja sepanjang waktu untuk menghidupi keluarganya. Sementara saudara kandungnya sibuk pula dengan sekolah dan urusannya sendiri. Sementara di satu sisi ada pula anak-anak yang bukan korban perceraian namun tak pernah mendapat sentuhan ayahnya. Mereka yang merasa kesepian ini biasanya akan cenderung mencari lingkaran yang sama. Jika lingkaran negatif yang mereka dapatkan, tak jarang mereka akan bergabung dengan anak-anak jalanan yang terpapar minuman keras, kecanduan narkoba atau bahkan seks bebas. Tidak ingin anak Anda mengalami hal ini? Dekati anak Anda dan berikan perhatian sepenuhnya.

Baca juga: 5 Tips Liburan Keluarga Agar Menyenangkan

6. Lebih Mungkin Dipenjara dan Berkomitmen Bunuh Diri

fatherless children bunuh diri

Sebuah studi menyatakan bahkan ketika seorang ibu membesarkan anak dengan baik sekalipun, anak-anak yatim dan fatherless children— terutama anak laki-laki — memiliki kesempatan dua kali lebih besar untuk berakhir di penjara. Jelas ini adalah statistik yang mengkhawatirkan, namun itu masuk akal. Mereka lebih rentan terhadap agresi, lebih cenderung putus sekolah, dan lebih rentan terhadap pengaruh negatif. Mengingat kecenderungan-kecenderungan itu, tidak sulit untuk melihat bagaimana hal itu dapat menyebabkan daya juang yang jauh lebih rendah dibandingkan anak-anak yang hidup dalam keluarga utuh dan penuh kasih sayang.

Selain itu, salah satu statistik yang paling menakutkan adalah bahwa hampir 65% kasus bunuh diri terjadi pada anak-anak yang tumbuh tanpa ayah. Tumbuh tanpa mengetahui ayah saya sendiri, tumbuh tanpa ayah yang selalu ada di sisinya, atau tumbuh dengan ayah yang selalu melakukan tindakan kekerasan akan menghasilkan anak-anak yang beresiko mengalami depresi. Depresi yang tak teratasi bisa memicu keinginan untuk mengakhiri hidup mereka.

Baca juga: 7 Pesan Termanis untuk Disampaikan ke Ibu pada Hari Ibu

fatherless children tanpa ayahSetelah Anda mengetahui 6 dampak dari fatherless children, semoga para ayah semakin sadar akan tanggungjawabnya yang tak sekedar mencari nafkah. Anak-anak perlu dibesarkan oleh kedua orang tuanya secara utuh. Bahkan meskipun ada perceraian, ayah akan tetap menjadi ayah, tidak pernah ada mantan ayah.

Bagi Anda para single mom, jika menghadirkan ayah kandungnya tidaklah memungkinkan. Hadirkanlah sosok ayah di dalam kehidupan anak-anak Anda. Bisa jadi kakeknya atau pamannya. Kehadiran sosok laki-laki yang bertanggungjawab dalam kehidupan mereka bisa membantu efek fatherless children teratasi dengan lebih baik.

Baca juga: Ini 7 Cara Membahagiakan Ibu Tanpa Harus Menunggu Mapan

Dan untuk Anda yang merasa menjadi fatherless children, bangkitlah. Tumbuh tanpa ayah bukanlah akhir dari segalanya. Ini kehidupan Anda dan hanya Anda yang berhak menentukan arahnya. Yakinlah bahwa meski tanpa ada ayah, masih ada ibu dan orang-orang di sekitar Anda yang menyayangi dan mendukung Anda sepenuh hati. Anda layak untuk bahagia dan menentukan masa depan yang lebih baik.